Categories

Bagaimana Nike Memenangkan Pasar Audiens Digital Lewat Membangun Komunitas
Bagaimana Nike Memenangkan Pasar Audiens Digital Lewat Membangun Komunitas

Bagaimana Nike menjangkau lebih dari 200 juta penggemar setiap hari dalam dialog interaktif tanpa harus bergantung pada event mega besar seperti Piala Dunia?

Nike menyadari pasar terbesar untuk mereka terdiri dari anak muda berusia antara 15 dan 25 tahun, yang belanja kebutuhan olahraga 20% #brand Nike dibanding kelompok usia lainnya. Pelanggan Generasi Y yang digital savvy ini tidak memperhatikan media besar dan monolog seperti TV. Mereka mencari brand yang menawarkan inovasi yang konstan, bukan hanya penawaran lama yang sama berulang-ulang. Nike menyadari bahwa perlu pendekatan baru untuk menjangkau audiens digital ini.

Pendekatan baru #Nike – memanfaatkan #data untuk #consumerinsights , dan menciptakan #Digitalstrategy yang beragam, berorientasi sosial dan engagement, dengan menggunakan kombinasi inovasi #teknologi, #dataanalytics, dan keterlibatan media sosial untuk menjangkau audiens cerdas secara digital ini, sejak tahun 2010.

Nike tidak berjuang untuk eksposur atau perhatian, dan menyadari penuh bahwa #digitalmarketing adalah tentang membangun percakapan, bukan monolog. Nike menurunkan pengeluarannya di TV dan iklan cetak sebesar 40% sejak tahun 2010 dan 2012 – tetapi terus meningkatkan anggaran pemasaran setiap tahunnya menjadi $2,4 miliar mulai tahun 2012.

Dengan bergerak dari arah  komunitas melalui Nike #FuelBand, komunitas ini menciptakan volume data yang luar biasa, yang digunakan Nike untuk melacak perilaku, menciptakan ruang online untuk penggemar Nike, dan membangun hubungan yang bermakna antara brand dan pelanggannya.

Nike menjangkau lebih dari 200 juta penggemar setiap hari dalam dialog yang interaktif.
Kunjungi
www.yokesen.com untuk insights lainnya tentang bagaimana teknologi membantu brand berinovasi.


29 Sep 2021

Bagaimana Adidas dan Lulu Lemon Memanfaatkan DTC Sebagai Strategi Digital Commerce Yang Diandalkan
Bagaimana Adidas dan Lulu Lemon Memanfaatkan DTC Sebagai Strategi Digital Commerce Yang Diandalkan

Bagaimana brand seperti Adidas dan LuluLemon berhasil memenangkan hati konsumen dengan #strategi #DigitalCommerce Direct-To-Consumer (#DTC) ?

Semakin banyak #brand yang “menghilangkan perantara”, dan mengandalkan kemampuan Digital Commerce dibanding pada toko offline dan vendor pihak ketiga seperti platform e-commerce.

Terlepas dari memperpendek rantai pasokan, saluran DTC menguntungkan brand-brand ini dengan merangkul inovasi #teknologi untuk secara khusus, akses ke data pengguna baik individu maupun grup demografis. Dengan kata lain, strategi DTC-lah yang membuka pintu ke tingkat personalisasi yang memungkinkan rekomendasi yang lebih cerdas dan beragam produk.

DTC secara harfiah memberi akses langsung untuk berkomunikasi dengan konsumen melalui berbagai channel. Dengan melihat #consumerbehaviour secara digital, Adidas mampu melakukan penawaran produk yang ditargetkan, personalisasi promosi, dan website #loyaltyprograms menggunakan #teknologi ini dengan komitmen melahirkan loyalitas pelanggan. Salah satu dari cara Adidas adalah meng-hosting iklan di Snapchat, sehingga dapat berinteraksi langsung dengan konsumen di level obrolan sehari-hari.

Sementara brand LuluLemon memanfaatkan #mobileapps personal trainer on-demand menambahkan dimensi baru yang melibatkan basis pengguna baru seperti yang dilakukan Nike. Dan seperti Nike, saluran aplikasi baru ini telah melengkapi LuluLemon dengan data pelanggan yang memungkinkan mereka berkomunikasi lebih dalam dengan konsumen hingga untuk mengoptimalkan harga.

29 Sep 2021

Strategi Customer Retention Yang Berangkat Dari Keluhan Konsumen Saat harus Terjadi Retur Barang
Strategi Customer Retention Yang Berangkat Dari Keluhan Konsumen Saat harus Terjadi Retur Barang

Tahukah Anda bahwa 75% pembeli menganggap proses retur barang adalah bagian paling menyakitkan saat belanja online?

Itulah mengapa, customer experience management yang bagus diharapkan jauh melampaui apa yang konsumen lihat di etalase digital dan offline Anda di sepanjang siklus customer journey. Tapi, proses retur barang ini tidak harus menjadi titik frustrasi bagi pelanggan Anda. Dengan proses dan teknologi yang tepat justru bisa menjadi titik retensi pelanggan.

Bagaimana caranya?

1. Sediakan wadah digital yang Cepat, Mudah, dan Online!

Halaman retur barang layanan mandiri secara online harus dimiliki di setiap website digital commerce . Dan Halaman proses retur barang harus memudahkan pelanggan untuk melihat berapa banyak yang akan dikembalikan untuk setiap barang yang mereka retur dan memungkinkan mereka untuk memberikan feedback tentang alasan pengembalian. Ini memungkinkan Anda mengumpulkan data untuk tim Anda tentang alasan pengembalian/retur barang (masalah ukuran, tidak cocok dengan deskripsi, dll.)

Di sisi lain, konsumen anda akan merasa didengarkan dalam menyampaikan keluhan apa pun. Feedback perihal retur barang ini dapat membantu Anda meningkatkan kualitas pelayanan dan mencegah retur-retur yang tidak perlu lagi terjadi di masa mendatang.

2.  Solusi digital seperti dasbor e-commerce terkonsolidasi seperti CED (Consolidated Ecommerce Dashboard), akan sangat memudahkan anda melacak setiap titik interaksi konsumen dengan bisnis anda. Dan setiap kendala dan masalah yang mengakibatkan retur barang ini pun akan mudah dilacak dan diperbaiki.

Baca lebih lanjut tentang
bagaimana teknologi dapat membantu bisnis menciptakan sistem customer retention management yang penting dan diperlukan. 


29 Sep 2021

Merebut Hati Konsumen Dengan Pengiriman Lebih Cepat Kemanapun
Merebut Hati Konsumen Dengan Pengiriman Lebih Cepat Kemanapun

Persaingan yang lebih ketat, pilihan produk yang bertambah di antara produk-produk bermerek, baik itu elektronik, fashion, perabot rumah tangga atau bahan makanan, manajemen logistik e-commerce yang efisien adalah satu-satunya jalan keluar untuk terus dapat memenuhi permintaan pasar dan keberlanjutan yang menguntungkan.

Kuncinya adalah mengoptimalkan proses dengan memungkinkan untuk memasok stok barang ke beberapa gudang daripada hanya menyimpannya di satu gudang untuk memenuhi semua pesanan online dari kota mana pun. Strategi ini bisa terjadi hanya bila berbagai sistem yang terpisah diintegrasikan menjadi satu.


Peranan ecommerce enabler dalam integrasi marketplace, integrasi multiplatform, integrasi payment gateway dengan tujuan akhir integrasi data ke satu dasbor yang memudahkan bisnis dalam pengambilan keputusan. Memenangkan pelanggan di lingkungan persaingan yang ketat akan menuntut bisnis manapun untuk berlomba merebut hati konsumen dengan memproses pengiriman secepat mungkin.


Datanya, 96% konsumen rela membayar lebih tinggi untuk pengiriman lebih cepat atau identik dengan pengiriman di hari yang sama


Bagaimana agar bisnis (maupun konsumen) tidak perlu membayar tinggi untuk pengiriman yang cepat?

Dengan integrasi marketplace dengan memanfaatkan solusi logistik cloud warehouse yang berkarakter hiperlokal untuk bisnis dan pelanggan, 48% pembeli online menganggap waktu pengiriman dijamin sebagai faktor nilai tambah saat mereka check out. Konsep cloud warehouse yang berlandaskan sharing economy memungkinkan skala bisnis ukuran apapun, memungkinkan bisnis untuk terintegrasi ke beberapa sistem sekaligus dengan biaya operasional yang relatif terhitung sangat rendah.

Setelah integrasi marketplace, bisnis mulai dapat memikirkan untuk melakukan integrasi payment gateway, CRM hingga memanfaatkan teknologi pengoptimalan rute pengiriman terbaik untuk pengiriman tepat waktu yang konsisten. Mengoptimalkan manajemen gudang dan fulfilment logistik akan memberikan bisnis manapun keunggulan untuk berkompetisi atau competitive advantage di pasar manapun untuk manfaat pengiriman yang lebih cepat.


Baca juga bagaimana Cloud Warehouse Sebagai Solusi Fulfilment  dan warehouse terbaik yang bersifat customer-centric.

29 Sep 2021